Satu abat sekejap mata

hari ini aku mulai hari dengan sejuta kesialan, bagaimana tidak baru bangun tidur saja seekor anak ayam mati terinjak"upz...Tuhan pertanda apakah ini??"pikirku dalam hati."maf ya...gue gak sengaja"batin ku lalu membuang anak ayam itu dengan kejam kedalam kotaksampah."semoga gak ada yang liat"pikir ku.

setelah mandi siap-siap untuk pergi ke rental komik tercinta. sebelumnya aku perkenalakan dulu ya ...nama aku Ferdian wah..nama yang tidak bagus memang entah mengapa ibu memberi nama yang aneh dan tidak bagus itu tapi aku meyukuri setiap huruf dari nama itu.sepeda berwarna merah sudah menunggu di halaman belakang rumah siap-siap pergi pikirku, sebelum keluarga bangun semua pasti repot yang ponakan minta anter sekolahlah, yang mbak minta beliin sayuran lah...huh...aku gak biasa sarapan pagi jujur jadi berangkat lebih awal pagi ini. aku kerja di salah satu taman bacan ternama di kotaku.itu usaha milik keluarga selain membuka minta baca untuk lingkungan sekitar kerja ditempat seperti itu tidak gampang lo...menguji kesabaran dan yang pasti aku harus exstra sabar menghadapi pelanggan yang bawel dan banyak maunya.aku sangat ramah.hehehe..sebenernya gak ramah-ramah amat sih aku lebih banyak juteknya abisnya pelanggan kadang ngeselin sih...tapi banyak temen dong ...pastinya karna aku adalah anak yang sangat asik dan gampang bergaul dengan lingkungan sekitar ku... bukanya memuji diri sendiri tapi memang itu keadanya. :)seperti yang aku ceritakan diatas hari ini diawali dengan sejuta kesialan , kesialan kedua aku harus adu mulut dengan tetangga sebelah Taman bacan ku yang oh...sungguh tidak meyenangkan bagai mana tidak, dia sangat tidak sopan dan tidak pernah menghargai orang kenapa aku bilang begitu karna dia setiap pagi meyapu dan membiarkan sampah dari tempatnya berhamburan dan dengan sengaja menumpuknya di depan pintu masuk toko yang kumaksut taman bacan ku.pria itu dewasa gemuk sekali sampai-sampai nampak tidak punya leher dia bernama bambang tapi sangking keselnya aku memanggil dia "kungfu panda"tau mengapa ya...??sudah pati karna ukuran tubuhnya yang super besar dan tingkahnya seperti seekor panda yang sedang lumayan boming di bioskop-bioskop di kotaku bulan lalu.mulanya aku parkir sepedah merah milikku di halaman depan tepat disamping motor butut milik bambang."pagi"ucapnya cuek bebek saat mata ku melotot lebar-lebar menandakan aku tidak suka dia menumpuk sampahnya di halaman depan Toko ku."pagi"balasku sewot..ternyata dia tidak menanggapi apa yang membuat aku kesal hari ini."elo bisa gak sih gak usah buang sampah milik elo kedepan toko gue"ucap ku agak ketus. dia malah nyegir kuda dengan sengaja memperluas sampah-sampah yang ditumpuk menjadi berserakan."eh..elo pernah gak sih.. bisa menghargai orang ngomong apa sama elo"dia terdiam melihat kekesalanku tapi bukanya minta maf malah balas bicara."sukur-sukur gue sapuin halaman elo"ucapnya."gue gak minta elo yapu halamn gue,lantas elo tumpuk sampah didepan toko gue"ucap ku lebih galak dari semula.lantas aku masuk kedalam terus membuka Toko dan langsung saja dia membersihkan semua sampah yang ada dihalaman.pria itu memang kadang tidak meyenangkan . disamping taman bacanku tepat sebuah warnet bediri disana ada sistem kerja yang lumayan aneh..segitu luarbiasanya mencari uang pikirku, bos warnet itu bernama "Firman " kenapa aku menulis nama bosnya di sini karna bos warnet itu usilnya bukan kepalang padaku. disana ada dua kariawannya satu yang barusaja membuat hariku kesal yang taklain adalah bambang , yang kedua dia datang pukul 5 sore dan nugu warnet sampai pagi ...luar biasa bukan padahal gak jamin sampe pagi ada orang dateng. kota ku kota kecil jadi pukul 10 malam saja keadan hening bagai kuburan.pria yang satu bernama Fauzi dia kadang sangat menjekelkan tapi lebih banyak meyenangkan , dia anknya rada-rada pikun bagai mana tidak aku susah-susah memenuhi air dibelakang untuk buang air kecil malah di ambilnya dengan alasan pikirnya dia yang mengambilnya oh...sungguh tadinya aku ingin sekali marah tapi dengan wajah - wajah memelas begitu tidak tega rasanya.setelah kejadian demi kejadian itu berlalu aku tenag sambil melihat acara Tv yang kusuka sampai satu demi satu pelanggan datang.